Jumaat, 1 Oktober 2010

Yesus Kristus Menebus Dosa Manusia

Matius 26:14-16 
26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. 
26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. 
26:16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. 

Sewaktu saya akan membuat renungan Paskah dengan tema BERAPA HARGA YESUS? Segera pikiran saya tertuju pada si Yudas Iskariot, yang rela menjual Yesus dengan harga tiga puluh uang perak. Apakah harga nyawa Juruselamat dunia semurah itu? Coba bandingkan dengan data di bawah ini:



Gaji Tukul Arwana per episode (60 menit) sebesar Rp 3 juta atau setara Rp 50 ribu per menit. Seorang lawyer di Washington rata-rata memasang tarif $590 per jam atau sekitar Rp 89 ribu per menit. Konsultan McKinsey biasanya dibayar di atas $10,000 per hari (5 jam) per tim (3 orang). Jumlah ini setara dengan Rp 100 ribu per menit per orang — bisa lebih bila memasukkan bonus, benefit, dan lainnya. 
Gaji David Beckham di LA Galaxy sekitar Rp 9 milyar per minggu atau Rp 880 ribu per menit. Gaji tersebut di luar endorsement dan merchandise fees yang jumlahnya berlipat gaji pokoknya. Sedangkan Paris Hilton memasang tarif $200 ribu untuk tampil di sebuah party selama 20 menit; atau setara dengan Rp 90 juta per menit. 
Sementara Bill Gates, manusia terkaya di dunia, konon menghasilkan $250 tiap detiknya; atau setara Rp 135 juta per menit. Konon, kekayaannya belum akan habis kendati ia membelanjakan kurang dari $6,78 juta saban harinya. 
Sekalipun nilai jual tiga puluh uang perak dikurskan dengan harga saat ini, tetap saja penghasilan tokoh-tokoh di atas sangat besar dibandingkan dengan harga Yesus. Satu nyawa bisa dihargai hanya sejuta rupiah, tatkala seorang ibu rela menjual anaknya karena terlilit hutang. Satu nyawa bisa dihargai sepuluh juta, ketika seorang pengusaha membayar preman untuk menghabisi rekan bisnisnya. Mungkin ada yang iseng menghitung nyawa Yesus sebaiknya dihargai 6 milyar (jumlah penduduk dunia saat ini) dikali 30 uang perak. Inipun naïf dan konyol. 

HARGA YESUS ADALAH HARGA YANG TERBAIK 
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yohanes3:16). 
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. (Yakobus 1:17). 
Kedatangan Yesus ke dunia untuk menjadi Penebus dosa dan Juruselamat adalah anugerah terbaik dari Bapa. Waktu Bapa memberikan Anak-Nya Yang Tunggal (hubungan yang erat antara Bapa dan Anak), itu berarti Bapa ingin menyatakan kasih-Nya yang terbesar bagi manusia berdosa. Anak Tunggal berbicara tentang milik yang paling berharga, sangat disayangi. Itupun diberikan sebagai pemberian yang terbaik. 

Guna mencari dan menyelamatkan manusia, Allah secara pribadi terjun ke dalam sejarah manusia melalui Yesus. Ia terlibat dengan kita melalui firman dan tindakan. Ia menjadi manusia dan menyamakan diri dengan kita dalam segala hal, kecuali dalam hal dosa, sampai puncak komitmen kasih-Nya kepada kita. Ia menggulung si jahat melalui kepatuhan penuh kasih terhadap Bapa hingga kematian dan kebangkitan-Nya. Ia mengalahkan kejahatan melalui api cinta-Nya yang membara dan membuka bagi kita jalan kehidupan. 

Ketika datang ke dunia untuk mencari umat Allah yang tercerai-berai, "Yesus berkata, 'Tuhan, inilah aku! Aku datang untuk melakukan kehendakmu.'… Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus." (Ibrani 10:5-10). Penebusan merangkum seluruh hidup Yesus, dari masa kanak-kanak, masa muda, masa dewasa, masa hidup di depan umum sampai tujuan akhir-Nya. Di dalam dan melalui pengalaman manusiawi sepenuh-penuhnya ini, Yesus menembus secara baru ke dalam lubuk hati manusia. Ia ambil bagian dalam kecemasan-kecemasan dan keluh-kesah manusia di dunia, menghidupi semuanya dalam persekutuan mesra dengan Bapa-Nya. Dan dari situ Ia mengangkat dan menebus manusia masuk ke dalam kerajaan keadilan, cinta dan damai Allah. Ia sungguh-sungguh seorang manusia sepenuh-penuhnya dan kita semua diundang untuk ambil bagian di dalam kepenuhan-Nya itu. 

HARGA YANG LUNAS DIBAYAR 
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (1 Korintus 6:19-20). 
Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang tak bernoda dan tak bercacat. (1 Petrus 1:18-19). 
Inilah cara Yesus menebus dosa manusia yakni melalui pengorbanan-Nya di kayu salib. Tubuh-Nya dihancurkan dan darah mengalir, mulai dari kepala sampai telapak kaki. Semuanya itu dikerjakan untuk membeli kita dengan harga yang lunas dibayar. Jika pada jaman Perjanjian Lama, umat yang berdosa harus datang kepada imam untuk menerima pengampunan dosa, dan mereka harus membawa binatang kurban untuk dipersembahkan di atas mezmah korban bakaran. Namun tradisi Perjanjian Lama ini digenapi oleh TuhanYesus dalam Perjanjian Baru, dengan menjadi korban penebus dosa. Sehingga manusia yang berdosa tidak lagi minta ampun kepada Allah dengan membawa binatang kurban yang dipersembahkan, tetapi Yesus menjadi kurban satu kali untuk selamanya bagi penebusan dosa manusia (Ibrani 10:10). 
Kita ditebus bukan dengan barang fana, emas dan perak, tapi dengan darah yang mahal, yaitu darah Tuhan Yesus Kristus. 

Apa yang dikatakan oleh Alkitab mengenai darah Yesus? 
1. Ada pembenaran melalui Darah Kristus (Roma 5:9). Manusia tidak dapat membenarkan dirinya sendiri. Semua manusia telah berbuat dosa dan kehilangan kemuliaan Allah. Pembenaran manusia dari dosanya hanya melalui darah Kristus. 
2. Ada pendamaian melalui Darah Kristus (Roma 3:25). Setelah Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, maka dosa itu menjalar atas semua manusia. Dosa mengakibatkan hubungan manusia dengan Tuhan terputus. Manusia mencoba berdamai dengan segala cara, namun gagal total, sampai akhirnya Kristus harus datang untuk menebus dosa manusia dan sekaligus memperdamaikan manusia berdosa kepada Bapa. 
3. Kita ditebus oleh Darah Kristus (Efesus 1:7). Pada jaman itu penebusan manusia sering dilakukan di pasar budak. Dengan harga yang disepakati maka seorang tuan (kurios) menebus seorang budak (doulos) untuk menjadi miliknya sepenuhnya. Yesus Kristus menebus tidak dengan uang atau emas dan perak, tapi dengan darah-Nya sendiri (pengorbanan-Nya di kayu salib). 
4. Kristus memberikan damai sejahtera melalui Darah-Nya di kayu salib (Kolose 1:20). Bukan hanya memperdamaikan manusia dengan Allah,tetapi pengorbanan Kristus sanggup memberikan damai sejahtera di hati orang percaya. Damai sejahtera yang diberikan oleh Kristus tidak sama dengan damai yang ada di dunia. Ia memberikan damai yang kekal bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. 
5. Kita disucikan dari seluruh dosa oleh Darah Kristus (I Yohanes 1:7). Berapapun besar dosa yang pernah kita lakukan, melalui darah Yesus kita disucikan. Dosa kita tidak mungkin disucikan dengan amal, sedekah ataupun perbuatan saleh kita. Hanya dengan darah Yesus kita disucikan, dan hidup kita menjadi baru di dalam Kristus. 

MEMBAYAR HARGA DEMI YESUS 
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius 16:24) 
Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah. (Ibrani 12:2). 

Kedatangan Allah melalui Yesus untuk mencari manusia berdosa, bermaksud untuk menjungkir-balikkan paham tentang Allah sebagai Pribadi yang butuh dipuaskan dengan korban, supaya berkenan mengesampingkan balas dendam yang telah direncanakan-Nya untuk memporak-porandakan umat manusia. Yesus menghadirkan Allah sebagai Pribadi yang berinisiatif mencintai dan mencurahkan belas kasihan. Yesus berkarya untuk mengentaskan penderitaan melalui pelayanan mengajar dan menyembuhkan. Dia ingin menyembuhkan orang-orang dan meringankan beban mereka, namun bukan dengan tongkat sihir. Salib tertanam kuat-kuat dalam struktur dunia ini apa adanya dan Yesus mengundang para pengikut-Nya untuk menerima kenyataan ini. 

Salib adalah simbol dari semua bentuk ketidak-adilan, yang membawa penderitaan yang menyengsarakan dan tak terelakkan di dalam dunia ini. Keletihan dan rasa sakit adalah bagian dari misteri kehidupan, sisi negatif dari suatu kenyataan yang secara mengagumkan bersifat positif, karena terbuka ke arah pertumbuhan dan kedewasaan meski lewat derita itu sendiri. Dalam pelayanannya untuk mengatasi rasa sakit dan kesengsaraan di dalam dunia ini yang diakibatkan ketidakadilan dalam segala bentuknya, Gereja dapat dikatakan memiliki misi "menurunkan manusia tersalib dari salib". Karena itu misi Gereja bukanlah pertama-tama membasmi salib dari dunia. Gereja dipanggil untuk mengikuti jejak Yesus. Ketika menjadi manusia, Ia merangkul erat-erat salib, sehingga Dia mengalaminya sepenuh-penuhnya, termasuk getirnya penderitaan manusia. Teladan Kristus yang mati untuk kita, kaum pendosa, mengajar kita bahwa kita harus memikul salib, yang dipanggulkan oleh kedagingan dan dunia ini pada bahu semua orang yang mencari keadilan dan kedamaian. 

Mungkin saat-saat ini Saudara merasakan beratnya salib yang harus dipikul, mari kita arahkan mata rohani kita tertuju pada Kristus, yang dengan tekun memikul salib itu sampai akhirnya Ia meraih kemenangan. Inilah harga yang harus kita bayar sebagai murid Kristus. Memang tidak mudah, namun dengan kesetiaan dan ketekunan maka salib itu tidak menjadi berat, namun menjadi ringan. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan. (Matius 11:29-30). 

Karena mengikuti teladan Yesus kita turut berkarya "memulihkan" kehidupan manusiawi dan dunia bagi Allah. Melalui iman kita akan Yesus, penderitaan bagi kita berfungsi juga sebagai sumber pemurnian dari semua kelekatan terhadap dosa dan sumber pertumbuhan di dalam persekutuan dengan-Nya. Bahkan nampaknya terdapat suatu hukum tersembunyi, di mana kuasa Yesus sangat terasa berkarya justru di dalam kelemahan dan kesulitan kita. Maka dari itu karya penebusan terus mengalir di dalam dan melalui Gereja, Tubuh Kristus: "Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat." (Kolose 1:24). 

PENUTUP 
Yesus Kristus dijual oleh Yudas seharga tiga puluh uang perak, dan Ia pun diserahkan untuk disiksa bahkan mati disalib. Harga yang mahal tentunya, karena kematian-Nya itu menanggung seluruh dosa manusia. Dia Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia (Yohanes 1:29). Dengan kematian dan kebangkitan-Nya Kristus telah memperdamaikan manusia berdosa dengan Allah di sorga. Hubungan yang pernah terputus berabad-abad lamanya telah dipulihkan oleh pengorbanan-Nya. Setelah mengalami anugerah Allah tersebut, apa yang harus kita lakukan? Mari kita belajar untuk memikul salib dan mematikan keinginan daging kita untuk mengikuti jejak Kristus. Harga nyawa Kristus ternyata sanggup membakar hati kita untuk menjadi murid Kristus yang berani membayar harga. 

Penulis: Pdt.Drs.Yahya Mulyono, MA 
Gembala Jemaat Gereja Isa Almasih Kelapa Gading 
Plaza Pasific B-1/23 Kelapa Gading Permai 
Jakarta Utara 14240 


Tiada ulasan: