Dalam
pengobatan, mengkudu Morincla citriffilia dipadukan dengan rimpang jahe
Zingiber officinalis. Duet buah dan rimpang itu tokcer mengatasi serangan
bakteri yang pertama kali ditemukan pada 24 Maret 1882 itu. Ampuhnya obat itu
dibuktikan secara klinis oleh Prof Dr Elin Yulinah Sukandar, periset Sekolah
Tinggi Farmasi Institut Teknologi Bandung. Uji klinis dilakukan di Balai
Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM), Cibadak. Bandung. pada awal 2006—September 2007.
Elfin,
guru besar ITB mengumpulkan 100 penderita tuberkulosis (TB) kategori I atau
stadium awal. Usia mereka 18-55 tahun. Doktor Farmakologi itu mengelompokkan
mereka menjadi 4 grup, kecil. masing-masing 25 pasien. Perempuan 56 tahun itu
memberikan obat berupa rimpang jahe kepada kelompok 2 dan mengkudu kepada
kelompok 3. Ramuan jahe dan mengkudu hanya diberikan kepada kelompok 4. Sayang,
Elfin merahasiakan dosis dan frekuensi konsumsi herba itu. Grup pertama
merupakan placebo, tidak diberi kombinasi jahe dan mengkudu.
Sembuh
total
Alumnus
Institut Teknologi Bandung itu memantau kesehatan mereka selama 6 bulan. Dua
pekan pertama, jumlah bakteri tahan asam (BTA) kelompok yang diberi
mengkudu-jahe turun 30%. BTA kelompok ke-2 dan 3 juga turun, tetapi penurunannya
lebih kecil.
Mycobacterium
tuberculosis memang tahan asam. Setlah diberi cairan ziehl neelsen bakteri
berukuran 0,2 x 1,4 mikrometer itu menjadi merah. Nah ketika disiram cairan
bersifat asam seperti asam sulfat dan asam sitrat, tidak ada perubahan warna. Bakteri
yang tak tahan asam, berubah menjadi biru.
Elin
mengatakan setelah 2 bulan pasien yang diberi kombinasi jahe-mengkudu sembuh.
"Jumlah bakteri tahan asam berkurang drastis, bahkan nyaris tidak
ada," katanya. Namun. karena pemerintah mempunyai kebijakan pengobatan
pasien TB selama 6 bulan, Elin meneruskan pengobatan hingga setengah tahun.
Hasilnya menggembirakan, selain kelompok pertama, semua pasienTB itu sembuh
total. Artinya, mengkudu dan jahe mujarab mengatasi tuberkulosis.
Elfin
memadukan mengkudu dan jahe untuk mengobati TB lantaran, Dari hasil penelitian
sebelumnya diketahui bahwa mengkudu mempunyai efek antibakteri;' kata kelahiran
1952 itu. Sementara jahe sering digunakan masyarakat untuk mengobati batuk
berdahak. "Batuk dan batuk berdahak erat kaitannya dengan tuberkulosis.
Dari hasil penelitian, ekstrak jahe dan mengkudu ternyata mempunyai khasiat
lebill efektif dalam membunuh mikroba penyebab tuberculosis,” ujarnya.
Perpaduan
ekstrak jahe dan mengkudu itu mampu menyempurnakan obat standar resep dokter seperti
rifampisin serta pirazinamid yang selama ini digunakan untuk mengatasi TB. Bagi
yang tidak cocok mengkonsumsi obat-obatan dokter itu, menyebabkan gangguan
hati. Namun, "Dengan disertai konsumsi jahe dan mengkudu, hal itu tidak
terjadi: kata ibu 3 anak itu. Ekstrak jahe dan mengkudu juga mencegah
resistensi. Menurut Elin bila dalam 2 pekan pasien yang mengkonsumsi obat
standar itu tidak sembuh, bakteri menjadi resisten. Akihatnya dosis harus
ditingkatkan.
Antibakteri
Mengapa
mengkudu dan jahe tokcer menyembuhkan penyakit yang disebabkan bakteri berbentuk
batang itu? Kedua bahan itu kaya senyawa antibakteri. Jahe, umpamanya, mempunyai
gingerol yang bersifat antibakteri. Demikian juga mengkudu yang mengandung
senyawa aktif antrakuinon, acubin, asperuloside, dan alizarin. Keempat senyawa
itu juga digdaya menumpas bakteri yang ditemukan oleh Robert Koch itu.
Kedua
bahan itu mempunyai sifat antibakteri lebih kuat ketika disatukan. Sebaliknya
bila dipisah, kekuatannya berkurang. Elfin pernah memisahkan setiap kandungan
dalam mengkudu dan jahe dengan pelarut berbeda. Ternyata khasiatnya tidak
sebaik jika kandungannya digabungkan. "Jadi, tidak bisa diklaim hanya
berdasarkan satu komponen saja, melainkan harus digabungkan," kata istri
Ukan Sukandar, dosen Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri ITB itu.
Menurut
Sarah Kriswanti, herbalis di Bandung,
Jawa Barat, jahe dan mengkudu juga bersifat imunostimulan alias meningkatkan
daya tahan tubuh. Riset ilmiah membuktikannya. Menurut S.G Franzblau dan R.T
Rosent periset The State University of New Jersey, gingerol dalam jahe mampu
meningkatkan daya tahan tubuh dan membunuh bakteri penyebab TB. Jonel Saludes
periset University
of Santo Tomas, Manila,
Filipina, menemukan senyawa antibakteri dalam buah noni.
Duet
mengkudu dan jahe menyusul meniran yang lebih dulu diuji klinis sebagai penyembuh
tuberkulosis. Dokter Zulkilli Amin PhD FCCP dari Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
menguji Minis meniran. Hasilnya Phyllanthus niruri itu terbukti sebagai anti tuberkulosis.
Pemberian 50 mg kapsul meniran selama 3 kali sehari menyembuhkan TB pada pekan
ke-6 atau lebih cepat 8 minggu dihandingkan pasien yang tidak mengkonsumsi
meniran.
Kalangan
herbalis mengenal meniran sebagai imunomodulator alias penguat sistem kekebalan
tubuh. Ketika kekebalan tubuh meningkat, bibit-bibit penyakit yang masuk ke
dalam tubuh dapat dilemahkan. Menurut Dr Suprapto Maat dari Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga, salah satu fungsi sistem imun adalah pertahanan. Intinya
menangkal bahan berbahaya agar tubuh tidak sakit. Jika sel-sel imun diganggu.
orang rentan sakit.
Dengan
riset itu, semakin banyak pilihan obat untuk mencegah atau mengatasi penyakit
yang menyerang organ paru-paru. Itu menjadi harapan bagi para pasien
tuberkulosis untuk mengakhiri penderitaannya. Harap mafhum, Indonesia pasien TB ke-3 terbesar di dunia
setelah Tiongkok dan India.
(Lath Marliani)
Sumber
: Trubus, Maret 2008
Tiada ulasan:
Catat Ulasan